Sewa Truk Surabaya Kudus
Sewa Truk Surabaya Kudus – Kudus menjadi salah satu daerah di Pantai Utara sebelah Timur. Kudus disebut juga Kota Rokok. Tidak cuman itu, di Kota Rokok juga disebut dengan Sunan Kudus. Lalu bagaimana sejarah Kota Kudus?
Hal ini dibuktikan dalam acara studi di Museum yang dipersembahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus di Museum Rokok. Ikut mendatangkan beberapa narasumber antara lain Ketua MGMP Sejarah SMA, Jupriyanto, Peneliti dan Pengembangan MGMP Sejarah Indri Siswanti, dan Lilik Ngesti Widiasuryani Kabid Kebudayaan Disbudpar Kudus.
Jupriyanto yang juga Ketua MGMP Sejarah SMA Kudus berkata bahwa Kudus mempunyai cerita tersendiri. Kudus dulu lebih populer disebut dengan Al-Quds. Julukan ini pada zaman Islam pada zamannya Sunan Kudus.
Zaman Sunan Kudus
“Zaman dulu Kudus ini lebih populer disebut Al-Quds yang sekarang menjadi Kudus. Julukan ini pada zaman Islam. Berarti peran penting dari Sunan Kudus. Jadi Sunan Kudus itu adalah keturunan dari Timur Tengah, Palestina. Ayahnya (Sunan Kudus) pejabat di Kerajaan Demak, ayahnya meninggal kemudian Sunan Kudus diangkat menjadi pejabat menjadi panglima perang di Kerajaan Demak dan sukses membunuh Syah Siti Jenar,” kata Jupriyanto yang juga guru di SMAN 2 Kudus saat menyampaikan pelajaran di Museum Rokok.
Jupriyanto menjelaskan, nama Kudus itu adalah pada zaman Islam. Lalu dari letak geografis, Kudus dahulunya ialah daerah selat. Selat tersebut membelah dari Juwana Kabupaten Pati hingga Welahan Kabupaten Jepara.
bukan hanya itu, Kudus juga disebut ialah jalur perdagangan. Banyak di wilayah Kudus jalur perdagangan dari Juwana sampai ke Semarang.
“Jadi nama Kudus jelas itu pada zaman Islam. Lalu sejarahnya Kudus suatu wilayah, zaman kuno itu tetap Hindu-Buddha satu abad menjelang masuk Islam tetap ada namanya selat. Oleh sebab itu juga di Kudus adalah jalur perdagangan. Di sana ada air ada Selat Muria, dari Juwana hingga Welahan,”kata Jupriyanto.
“Sehingga mau ke Semarang ke Demak harus naik kapal. Dan Kerajaan Mataram menyebut daerah Muria itu manca, karena luar di kepulauannya. Maka kita bisa lihat peninggalan, jauh sebelum proses ini ada, zaman Hindu-Buddha di Kudus sudah ada kehidupan. Padahal itu laut,” sambung Jupriyanto.
Jupriyanto menjelaskan bahwa pada masa kuno lebih jauh, tepatnya masa praaksara di Kudus pun sudah ada kehidupan. Ini terbukti dengan ditemukan fosil hewan raksasa. Dan saat ini peninggalan fosil tersebut tersimpan dalam Museum Patiayam yang terletak di Desa Terban Kecamatan Jekulo, Kudus.
“Di Bulung (Kecamatan Jekulo, Kudus) itu ditemukan ikan besar sudah menjadi fosil. Karena dulu sudah menjadi kehidupan. Itu bisa dikunjungi di Museum Patiayam. Kehidupan di sana disebutkan dengan masa purbakala. Maka di sana ditemukan kehidupan purba. Fosil zaman semasa balung buto,” kata dia.
Kehidupan pada masa Hindu-Buddha
Berikutnya keseharian pada masa Hindu – Buddha. Pada zaman itu, kata dia sudah berkembang di Kudus. ini juga didapati banyak peninggalan seperti candi, lingga dan yoni. Selain itu juga ada peninggalan akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan Islam di Kudus. Ini dibuktikan dengan peninggalan masjid bubrah dan juga peninggalan Menara Kudus.
“Lalu berkembang lagi akhirnya terjadi masa, masuknya Hindu-Buddha. Di Kudus dapat diperhatikan pada masa Hindu – Buddha masuk di Kudus. Bukti warisan, di Bacin ada candi, lingga yoni ada. Banyak didapati di Kudus. Ini bukti Hindu dan Buddha,” ungkap Jupriyanto yang juga Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Jawa Tengah.
“Era selanjutnya juga masa Penjajahan, bukti peninggalannya adalah, industri gula Rendeng pada saat itu gula menjadi favorit ekspor dan bekerja orang – orang Belanda. Lalu dibangunkan SMPN 2 Kudus, yang berdiri hingga sekarang. Lalu, zaman Islam di Kudus juga telah maju. Ini dibuktikan dengan jasa Sunan Kudus dan juga Sunan Muria. Warisan yang ada layaknya Menara Kudus.
“Masa penjajahan Kudus sudah menjadi kabupaten, bersamaan dengan Raffles pada tahun 1811 menjadikan kawasan dibagi menjadi karesidenan – karesidenan. Kudus menjadi sebagai kadipaten dengan Bupati pertamanya, Adipati Kanjeng Tumenggung Patmonegara. Itu yang pertama,”kata dia.
Terpisah, Kabid Kebudayaan Disbudpar Kudus Lilik Ngesti Widiasuryani mengajak seluruh faktor masyarakat di Kudus untuk mengambil bagian agar melestarikan cagar budaya di Kudus. Apalagi kata dia sekarang benda cagar budaya di Kudus mulai punah dan terkikis.
“Ini adalah aktivitas rutin kita lakukan. Aktivitas ini adalah aktivitas mendidik semua warga supaya mengetahui dan ikuti melindungi budaya Kudus. Kelihatannya akhir -akhir ini agak penting, karena banyak budaya yang punah dan mengikis. Kami lewat dinas untuk mengajak seluruh bagian masyarakat ambil alih agar mengetahui, kunjungi dan lestarikan cagar budaya di Kabupaten Kudus,” ajak Lilik saat ditemui di Museum Kretek Kudus.
Alhamdulillah
Saat ini SDD Logistics melayani jasa pengiriman menggunakan Pick Up, Truk Box, Tronton, Fuso, Trailer, Wingbox dll, kami juga melayani sewa truk untuk area Jawa-Bali, hingga Kalimantan dan kota-kota lainnya di luar pulau Jawa
Informasi lebih lengkap mengenai jasa pengiriman barang langsung saja Chat Whatsapp Tim Kami
– CS 1 081333648936
– CS 2 082330703871
Alamat kantor SDD Logistics
jl Ngagel Tama no. 78, Kel. Pucang, Kec. Gubeng, Surabaya
Harga Sewa Truk Fuso, Harga Sewa Truk Pindahan, Sewa Truk Surabaya Balikpapan, Sewa Truk Surabaya Banjarmasin, Sewa Truk Surabaya Gresik, Sewa Truk Surabaya Jakarta, Sewa Truk Surabaya Jember, Sewa Truk Surabaya Jogja, Sewa Truk Surabaya Ke Bali, Sewa Truk Surabaya Ke Gresik, Sewa Truk Surabaya Kudus, Sewa Truk Surabaya Malang, Sewa Truk Surabaya Semarang, Sewa Truk Surabaya Sidoarjo, Sewa Truk Surabaya Tangerang, Sewa Truk Surabaya Tulungagung